Branding menggunakan Social Media di era perdagangan bebas

Apa itu Social Media? Kaplan, seorang profesor di bidang marketing dan Haenlein mengungkapkan dalam publikasi ilmiahnya bahwa social media merupakan kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan fondasi ideologi dan teknologi Web 2.0 yang mengijinkan penciptaan dan pertukaran content yang dibuat oleh pengunanya. Web 2.0 sendiri merupakan aplikasi web yang memfasilitasi interaksi yang lebih atraktif dari pengunaan web konvensional. Contoh dari Social Media adalah Facebook, Blog, Wikipedia, serta YouTube.

Social Media berbeda dengan media massa (misalnya: koran, tv, tabloid) karena social media relatif murah dan semua orang mempunyai kemampuan untuk mempublikasikan ataupun mengakses informasi. Sedangkan media massa biasanya membutuhkan sumber daya yang besar untuk mempublikasikan informasi.

Social media tidak bisa dilepaskan dari akses internet, penetrasi infrastruktur internet mendukung jangkauan efektifitas social media. Tentu saja perkembangan akses internet semakin hari semakin berkembang,  apalagi didukung oleh operator telekomunikasi yang gencar memberikan promosi tentang layanan internet.  Selain itu layananan social media seperti facebook turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan penetrasi penguna internet.

Keungulan dari social media adalah mampu memberikan pesan atau informasi kepada publik lebih cepat, selain itu mampu membidik pasar yang beragam dan berpotensi lebih dari media konvensional. Selain itu social media mampu meningkatkan branding sebuah perusahaan dengan biaya yang minim, mungkin anda pernah mendapat invitation di akun facebook anda untuk mendapatkan ponsel dengan cara memberikan update status testimoni positif tentang produk mereka, itu merupakan salah satu stategi yang baik untuk melakukan branding suatu produk secara online, karena testimoni biasanya bersifat positif berasal dari penguna produk yang mempunyai banyak teman yang membaca status di facebooknya, namun terkadang stategi ini malah menjadi antipati jika target yang disasar telah mengetahui motif penulis menulis status hanya untuk mendapatkan hadiah dari produk tertentu.

Social media juga memiliki kelemahan tentunya, kelemahan yang paling utama adalah yang juga merupakan kelebihannya, yaitu word of mouth. Tentu kita masih ingat kasus prita dan RS Omni, dalam hal ini RS Omni mendapat kampanye negatif dari komunitas online terhadap tindakannya memperkarakan prita, dan terbukti jumlah pasien yang periksa di RS Omni menurun drastis ketika kasus tersebut terjadi, dan tentu saja kampanye tersebut menguntungkan prita yang mendapat dukungan moral dari komunitas online yang mendorong terbebasnya prita dari kasus yang ia hadapi.

Yang juga perlu di perhatikan dalam Social media yaitu memerlukan sumber daya yang berkesinambungan untuk membangun branding, harus melakukan pembaruhan tentang isu-isu yang berkembang dan relevan. Selain itu hubungan dengan audience harus terjaga, ketika sebuah informasi terpublish, akan ada audience yang ingin tahu dan memberikan respon berupa pertanyaan atau komentar, jika respon tersebut tidak dijawab maka akan memberikan kesan ketidak puasan terhadap audience, dan hal tersebut akan menjadikan boomerang pada branding yang sedang dibangun. Selain itu social media juga harus mampu beradaptasi terhadap perubahan, karena perubahan akan sering terjadi.

Social media sebenarnya merupakan saluran komunikasi. Merupakan saluran komunikasi berarti mempunyai kemampuan untuk melakukan percakapan dua arah atau dialog, yang dilakukan di media online. Online berarti semua orang mempunyai kebebasan untuk melakukan dialog tersebut, selama mempunyai akses internet. Semua orang berpeluang untuk memberi pendapat atau komentar terhadap suatu pernyataan suatu produk, hal ini meningkatkan promosi mengunakan word of mouth baik secara positif maupun negatif.

Perdagangan bebas 2010

Gonjang ganjing perdangangan bebas (FTA – Free Trade Agreement) 2010 yang mengkuatirkan banyak pihak. Perdagangan bebas 2010 antara ASEAN dan cina ini membebaskan bea masuk produk antar negara ASEAN dan cina, hal ini  tentu saja membuka kran produk impor membanjiri  indonesia. Serangan produk cina yang lebih murah daripada produk lokal membuat banyak sektor industri di indonesia kalang kabut. Sebelumnya ketika dikenakan bea masuk sebesar 5 % produk cina masih lebih murah dibandingkan dengan produk lokal, apalagi saat ini ketika tidak dikenakan bea masuk bagi produk tersebut.

Walaupun FTA tersebut sejatinya juga membuka peluang produk lokal untuk masuk ke negara ASEAN dan cina tanpa adanya bea masuk, seakan-akan Indonesia belum siap menghadapinya, seperti maju perang tanpa stategi, Indonesia terancam mengalami kehancuran dalam waktu singkat, jadi jangan heran jika nanti akan sering terdengar industri domestik yang gulung tikar karena serangan produk cina.

Agar mampu bertahan, produk domestik harus mampu bersaing dengan menciptakan diferensiasi produknya. Inovasi mutlak diperlukan untuk bersaing, apalagi produk cina terkenal mempunyai harga yang murah akan sulit untuk disaingi.  Setelah mempunyai produk yang bersaing, langkah selanjutnya adalah branding produk tersebut, terutama bagi pengusaha produk lokal yang melakukan ekspor produknya. tentu perlu memerlukan media promosi yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal.  Salah satu cara yang relatif murah adalah mengkomunikasikan produk tersebut lewat social media.

Dengan melakukan branding lewat social media, biaya yang dikeluarkan lebih murah dan mempunyai  dampak yang besar, dengan media online penetrasi brand awarenes di negara tujuan lebih mudah.  namun jangan merasa telah mengonlinekan produk anda hanya dengan berbekal situs tentang produk anda, di social media dibutuhkan lebih dari itu untuk memkomunikasikan produk anda, metode terbaik adalah biarkan pelanggan anda secara sukarela menyebarkan informasi tentang produk anda, namuh hasil seperti itu tidak semudah membalikan telapak tanggan, perlu service kepada pelanggan agar dengan sukarela memasarkan produk anda.

Saat ini sebenarnya hampir semua pelaku industri telah mempunyai akun facebook, yang juga termasuk social media, namun masih sangat jarang yang mempergunakannya untuk keperluan bisnisnya secara optimal. Biasanya mereka pesimis dengan keefektifan dari promosi produk lewat media online, hal yang baik melakukan analisa segmentasi pasar terlebih dahulu, misalnya ketika indosat memperkenalkan Blackberry Gemini ke pasaran, hanya dengan mengandalkan facebook dan tanpa iklan di televisi, penjualan produk tersebut melebihi target yang ditentukan, karena memang segmen penguna produk tersebut memang pengguna internet.

Tentu saja sangat tidak arif  hanya mengunakan social media untuk mendongkrak branding suatu produk, karena sebagai saluran komunikasi, lebih efektif jika memanfaatkan banyak saluran komunikasi daripada hanya satu saluran komunikasi. Namun social media merupakan pilihan yang layak dipertimbangkan karena mampu mendongkrak branding di era perdagangan bebas ini, promosi yang dilakukan mampu menembus batas negara hanya dengan biaya yang  relatif murah namun efektif.

artikel in juga dapat dibaca di sini

1 thoughts on “Branding menggunakan Social Media di era perdagangan bebas

  1. iphone4

    For Sell; Apple iphone4 32gb original/ipad 2

    Bulletin Board: If you buy 2 units, get plus 1 unit FREE (3UNits).

    Product Description
    Apple iPhone 4 32GB Black US Sim Free Factory Unlocked Stocks, Not branded to any network : This device has never been locked to any network, simply meaning factory unlocked. Also known as legally unlocked / never locked / simfree edition. You can use this device with a SIM card from any 2G GSM
    850 / 900 / 1800 / 1900 and / or 3G HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100 networks world wide. Unlike network branded subsequently unlocked iPhones, you can use this device to its full functionality ; including accepting iTunes, software upgrades & etc.

    E-mail: exelectltd@hotmail.com
    Skype: salespurchase
    ICQ: 627674534
    yahoo id: s_manager45

    Balas

Tinggalkan komentar